SENI YANG ADA DI BOLAANG MONGONDOW
Seni Musik
- KANTUNG, adalah alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik, terbuat dari tempurung kelapa sebaga resonansi dan berdawai satu.
- RABABO, adalah alat musik yang digesek resonansi terbuat dari tempurung dengan dawai satu.
- TANTABUA, adalah alat musik terbuat dari bambu, kulitnya dijadikan dawai yang lebarnya sekitar 1 cm. dekat dawainya dibuat lubang dengan ukuran sekitar 3 x 3 cm, untuk kemudian dipukul dengan kayu.
- BANSI’ atau TUALING, adalah alat musik yang terbuat dari bambu berlubang satu
- OLI-OLI’, adalah alat musik terbuat dari kulit pelepah enau hutan, pakai semacam lidah-lidah, pada ujung kiri diikatkan tali penahan dan pada ujung kanan tali yang ditarik-tarik agar lidahnya bergetar dan kemudian menimbulkan bunyi.
- TOLALO, adalah alat musi yang terbuat dari dua kerat bambu kering ukuran 15 x 3 x ½ cm.
- KULINTANG, adalah alat musik dari logam, perangkatnya terdiri dari mung-mung 5 sampai 7 buah berderet dan dimainkan dengan cara dipukul.
- GAMBUS, adalah alat musik bentuknya seperti gitar kecil dan dimainkan dengan cara dipetik.
- REBANA, adalah alat musik dari kulit hewan yang di ikatkan pada kayu yang sudah dirancang bulat/bundar dan dimainkan dengan cara ditepuk atau dipukul.
Seni Tari
- TARI TAYOK, adalah tarian yang dilakukan oleh seorang bolian wanita, yang sambil menari juga menyanyi dan diiringi tabuhan gimbal dan golantung (gong kecil dan gong besar). Tarian ini dimainkan pada acara ritual adat pengobatan dan lainnya.
- TARI JOKE’, tari yang dilakukan oleh seorang atau lebih pria pada acara-acara gembira dan iringi oleh lagu Bondit, Tolibang atau Odenon.
- TARI MOSAO, adalah tarian yang dimainkan oleh pria pada saat mengawal raja atau pengantin menuju ke rumah pengantin wanita. penari memakai pedang dan perisai serta diiringi oleh tabuhan gendang.
- TARI RANGKO atau TARI REGAI, adalah sejenis tari silat untuk memperlihatkan keperkasaan.
- TARI TUITAN, adalah tarian yang dimainkan oleh barisan pengawal Raja dengan menggunakan tombak dan perisai serta pakaian kebesaran Adat lengkap dengan selempang dan ikat kepala. tarian diiringi dengan tabuhan gendang.
- TARI DANA-DANA, adalah tarian yang dibawa bersamaan dengan masuknya Islam di wilayah Kerajaan Bolaang Mongondow. tarian ini dimainkan oleh sekelompok orang bisa dicampur laki-laki dan perempuan dan bisa juga tidak, dan diringi oleh tabuhan rebana serta gambus.
Seni Sastra
- SALAMAT, sejenis sanjak bersanjak yang diucapkan pada upacara tertentu, seperti pada acara pernikahan dan suka cita lainnya
- ITU-ITUM, sejenis sanjak yang berisi doa permohonan pada Ompu Duata (Yang Maha Kuasa) agar apa yang diharapkan bisa terkabul.
- ODI-ODI, sejenis sumpah yang diucapkan pada upacara atau ritual Adat tertntu, seperti pada penetapan dan pengesahan suatu aturan yang harus dilaksanakan dan dipatuhi. odi-odi diyakini dapat menjadi semacam doa dan sumpah yang bisa memberikan sanksi secara otomatis (semacam bala) apabila ada ketentuan yang dilanggar.
Seni Rupa
- SENI PATUNG, sekitar abad – 17 pada masa Pemerintahan Raja/Punu’ Tadohe’/Sadohe’ (Raja ke-8) didirikan tempat-tempat penyembahan kepada Ompu Duata (Yang Maha Kuasa) disetiap Desa yang dinamakan Sigi. Pada setiap Sigi-sigi tersebut biasanya dibuatkan dua buah patung yang melambangkan Raja dan Permaisuri.
- SENI PAHAT, sejak zaman Raja-raja rumah penduduk Bolaang Mongondow didirikan di atas tiang yang tinggi, pada jendela dan pintu dibuatkan silibok (ventilasi) yang dipahat dengan motif-motif tertentu khas daerah.
- SENI UKIR, dalam temuan-temuan senjata perang pasukan Kerajaan seperti tombak dan perisai terdapat ukiran-ukiran. pada ujung tombak terdapat ukiran dengan motif kotak atau ingkaran, sedang pada perisai terdapat ukiran dengan motif manusia, hewan atau daun-daun.
- SENI LUKIS, sedangkan untuk lebih memperindah perisai para pengawal tersebut ada juga terdapat lukisan-lukisan dengan motif manusia atau hewan dengan warna-warni yang didominasi oleh warna merah, hitam, putih dan kuning.
- SENI KERAJINAN, sejak zaman sebelum masa Kerajaan Bolaang Mongondow atau tepatnya Masyarakat masih berupa kelompok yang berpindah-pindah tempat, dipimpin oleh Manggopa Kilat (pemimpin sebelum Raja/Punu’ pertama Mokodoludut). pada saat itu istri beliau Boki’ Salamatiti telah mengajarkan kepada kaum ibu zaman keterampilan moningkoi (memintal benang) dan mogabol (menenun).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar